Sabtu, 23 Juni 2012

ASKEP 1

Nama : Iplahiyah
Nim : 18 SYE BID 11
Kelas : 2 A
SMESTER: II Tingkat 1



BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan adalah suatu siklus hidup yang perempuan yang normal dan alamiah, namun jika tidak dirawat dan tidak ditangani dengan baik, kehamilan itu akan menjadi suatu hal yang tidak normal bahkan dapat mengancam keselamatan jiwa, baik ibu maupun bayinya.
Dan mengingat masih tingginya angka kematian ibu dan anak di Indonesia, khususnya di NTB maka di butuhkan tenaga kesehatan atau bidan yang terampil dan profesional mengikuti aturan atau protap kebidanan sesuai aturan perundang-undangan yang berlaku.

B. Tujuan

Umum : Mwningkatkan keterampilan dan pengetahuan dengan belajar langsung di lapanagn atau pada pasien langsung selain pembeljaran yang didapatkan dari perkuliahan.

Khusus : - Mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu bersalin sesuai APN
- Mendeteksi dini adanya komplikasi melaksanakan asuhan pada bayi baru lahir.
- Mendeteksi adanya komplikasi masa kehamilan.





BAB II
PEMBAHASAN



1. TENAGA PROFESSIONAL ASUHAN KEHAMILAN

1. Bidan/ midwives
2. Dokter umum
3. SPOG/ dokter spesialis obstetric dan ginekology
4. Team/ antara dokter dan bidan

Dalam memberikan asuhan kebidanan, bidan merupakan tenaga profesional. Bidan muncul sebagai wanita terpercaya dalam mendampingi dan menolong ibu melahirkan. Dalam menjalankan tugas dan praktiknya, bidan bekerja berdasarkan pandangan filosofis yang dianut, keilmuan, metode kerja, standart praktek pelayanan, serta kode etik profesi yang dimilikinya.
Pekerjaan profesional memiliki ciri-ciri tertentu, yaitu memerlukn persiapan atau pendidikan khusus bagi pelakunya (membutuhkan pendidikan prajabatan yang relevan), kecakapannya memenuhi persyaratan yang telah dibakukan oleh pihak wewenanag (misalnya organisasi profesional, konsorsim dan perintah), serta jabatana tersebut mendapat pengakuan dari masyarakat atau negara. Dalam konteks inilah jabatan bidan adalah jabatan fungsional professional.
Bidan disebut jabatan / tenaga professional karena :
1. Disisipkan melalui pendidikan agar lulusannya dapat mengerjakan pekerjaan jenjang pendidikan.
2. Dalam menjalankan tugasnya bidan mempunyai alat yang dinamakan kode etik dan etika bidan.
3. Bidan memiliki kelompok pengetahuan yang jelas dalam menjalankan profesinya.
4. Memiliki kewenangan dalam menjalankan tugasnya.
5. Memiliki orgnanisasi profesi.
6. Memiliki karakteristik khusus, dan dikenal serta dibutuhkan masyarakat.
7. Menjadikan bidan sebagai sumber utama kehidupan.


2. PERAN DAN TANGGUNG JAWAB BIDAN DALAM ASUHAN KEHAMILAN

Peran dan tanggungjawab bidan dalam memberikan asuhan kehamilan adalah:

1. Membantu ibu dan keluarganya untuk mempersiapkan kelahiran dan kedaruratan yang mungkin terjadi
2. Mendeteksi dan mengobati komplikasi yang mungkin timbul selama kehamilan, baik yang bersifat medis, bedah maupun tindakan obstetric
3. Meningkatkan dan memelihara kesehatan fisik, mental dan social ibu serta bayi dengan memberikan pendidikan, suplemen dan immunisasi.
4. Membantu mempersiapkan ibu untuk memnyususi bayi, melalui masa nifas yang normal serta menjaga kesehatan anak secara fisik, psikologis dan social.


1. Peran
a. Pelaksana : memberi asuhan / pelayanan. Bidan mempunyai 3 tugas utama yaitu : mandiri, kolaborasi, dan rujukan.
 Ada 7 langkah utama dalam memberi asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan normal, mencakup
1) Mengkaji
2) Menentukan diagnosa
3) Menyusun rencana tindakan
4) Melaksanakan tindakan
5) Evaluasi
6) Tindak lanjut
7) Dokumentasi

TUGAS MANDIRI :
1. Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan yang diberikan
2. Memberikan pelayanan dasar pada anak remaja dan wanita pranikah dengan melibatkan klien
3. Memberikan asuhan kebidanan klien selama kehamilan normal
4. Memberikan asuhan kebidanan kepada klien dalam masa persalinan dengan melibatkan klien/ keluarga

5. Memberikan asuhan kebidanan pada BBL
6. Memberikan asuhan kebidanan pada klien dalam masa nifas dengan melibatkan klien/ keluarga
7. Memberikan asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang membubuhkan pelayanan keluarga berencana
8. Memberikan asuhan kebidanan pada wanita gangguan sistim reproduksi dan wanita dalam masa klimakterium dan menopouse
9. Memberikan askeb pada bayi, balita dengan melibatkan keluarga.

TUGAS KOLABORASI / KERJASAMA

1. Menerapkan manajemen kebidanan pd setiap asuhan kebidanan sesuai fungsi kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga
2. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan resiko tinggi dan pertolongan pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi
3. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dengan resiko tinggi dan keadaan kegawatan daruratan yang memerlukan pertolongan pertama pada dengan tindakan kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga
4. Memberikan sauhan kebidanan pada ibu pada masa nifas dengan resiko tinggi dan pertolongan pertama dalam keadaan kegawat daruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi dengan klien dan keluarga
5. Memberikan sauhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan resiko tinggi dan yang mengalami komplikasi dengan kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi dengan melibatkan keluarga
6. Memberikan sauhan kebidanan pada balita dengan resiko tinggi dan yang mengalami komplikasi atau kegawat daruratan yang memerluksan tindakan kolaborasi dengan melibatkan keluarga.
TUGAS RUJUKAN :
1. Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap sauhan kebidanan seuai dengan fungsi keterlibatan klien dan keluarga
2. Memberikan asuhan kebidanban dengan konsultasi dan rujukan pada ibu hamil dengan resiko tinggi
3. Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada masa persalinan dengan penyulit tertentu dengan melibatkan klien dan keluarga
4. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa bifas dengan penyulit tertentu
5. Memberikan asuhan kebidanan pada anak balita dengan kelainan tertentu.
 7 langkah utama dalam memberi asuahan kebidanan pada ibu hamil dengan resiko tinggi, dan penolongan pertama pada kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi, mencakup :
1. Menkaji kebuthan pada kasus resiko tinggi dan keadaan kegawatdaryratan yang memerlukan tindakan kolaborasi.
2. Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas sesuai dengan faktor resiko serta keadaan kegawatdaruratan pada kasus resiko tinggi.
3. Menyususn rencana asuaha dan tindakan pertolongan pertama sesuai dengan prioritas.
4. Melaksanakan asuhan kebidanan pada kasus ibu hamil dengan resiko tinggi dan memberi pertolongan pertama sesuai dengan prioritas.
5. Mengevaluasi asuhan kebidanan pada kasus ibu hamil dengan resiko tinggi dan memberi pertolongan pertama.
6. Menyususn rencana tidak lanjut bersama klien.
7. Membuat pencatatan dan pelaporan.

 6 langkah utama dalam memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada kasus kehamilan dengan resiko tinggi serta kegawatdaruratan, mencakup :
1. Mengkaji asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan.
2. Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas.
3. Memberi pertolongan pertama pada kasus yang memerlukan rujukan.
4. Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan.
5. Mengirim klien untuk keperluan intervensi lebih lanjut pada petugas atau intitusi pelayanan kesehatan yang berwenang.
6. Membuat pencatatan dan pelaporan serta mendokumentasikan seluruh kejadian dan intervensi.

b. Pengelola : Sebagai pengelola, bidan memimpin dan mengoordinasikan pelayanan kebidanan sesuai dengan kewenangannya di dalam tim, unit pelayanan di rumah sakit, puskesmas, klinik bersalin, praktik bidan,dan pondok bersalin.
menyusun rencana kerja, mengelola kegiatan pelayanan ibu hamil, berpartisipasi dalam kegiatan program pelayanan kehamilan.

c. Pendidik : Sesuai dengan tugasnya bidan melakukan penyuluhan kepada individu, kelurga, dan kelompok masyarakat dalam lingkup tanggung jawabnya. Di samping itu, bidan diwajibkan pula membimbing siswa bidan, dukun, dan kader desa di dalam bidang pelayanan kebidanan. Untuk melaksanakan tugas tersebut di atas, makan bidan harus berperan sebagai pendidik. Oleh karena perannya itu ia harus menjadi model peran (rote model). Bidan yang mendapat tambahan pendidikan dapat berperan sebagai pendidik di institusi kesehatan lainnya dala bidang kebidanan.
melakukan penyuluhan, mendidik siswa bidan atau calon bidan.

d. Peneliti : melakukan penelitian kebidanan. Bidan dengan dasar keilmuan yang dimilikinya dapat melakukan penelitian baik secara mandiri atau bersama atau sebagai anggota kelompok peneliti, dalam bidang kesehatan dan kesejahteraan ibu, anak dan keluarga.

2. Kewajiban Bidan :
a. Bidan wajib memberikan pelayanan asuhan kehamilan sesuai standar profesi dengan menghormati hak-hak klien.
b. Wajib merujuk, memberi kesempatan klien ibadah, menjaga rahasia, memberi informasi, inform consent, dokumentasi, kerjasam pihak lain.



3.TREND & ISSUE TERKINI DALAM ANC

1. Keterlibatan klien dalam perawatan diri sendiri (self care)

Kesadaran dan tanggung jawab klien terhadap perawatan diri sendiri selama hamil semakin meningkat. Klien tidak lagi hanya menerima dan mematuhi anjuran petugas kesehatan secara pasif. Kecenderungan saat ini klien lebih aktif dalam mencari informasi, berperan secara aktif dalam perawatan diri dan merubah perilaku untuk mendapatkan outcome kehamilan yang lebih baik. Perubahan yang nyata terjadi terutama di kota-kota besar dimana klinik ANC baik itu milik perorangan, yayasan swasta maupun pemerintah sudah mulai memberikan pelayanan kursus/kelas prapersalinan bagi para calon ibu. Kemampuan klien dalam merawat diri sendiri dipandang sangat menguntungkan baik bagi klien maupun sistem pelayanan kesehatan karena potensinya yang dapat menekan biaya perawatan.
Dalam hal pilihan pelayanan yang diterima, ibu hamil dapat memilih tenaga profesional yang berkualitas & dapat dipercaya sesuai dengan tingkat pengetahuan dan kondisi sosio-ekonomi mereka.


2. ANC pada usia kehamilan lebih dini
Data statistik mengenai kunjungan ANC trimester pertama menunjukkan peningkatan yang signifikan. Hal ini sangat baik sebab memungkinkan profesional kesehatan mendeteksi dini dan segera menangani masalah-masalah yang timbul sejak awal kehamilan. Kesempatan untuk memberikan pendidikan kesehatan tentang perubahan perilaku yang diperlukan selama hamil juga lebih banyak.

3. Praktek yang berdasarkan bukti (evidence-based practice)
Praktek kebidanan sekarang lebih didasarkan pada bukti ilmiah hasil penelitian dan pengalaman praktek terbaik dari para praktisi dari seluruh penjuru dunia. Rutinitas yang tidak terbukti manfaatnya kini tidak dianjurkan lagi. Sesuai dengan evidence-based practice, pemerintah telah menetapkan program kebijakan ANC sebagai berikut:
a. Kunjungan ANC
Dilakukan minimal 4 x selama kehamilan :
Kunjungan Waktu Alasan
Trimester I Sebelum 14 minggu – Mendeteksi masalah yg dapat ditangani sebelum membahayakan jiwa.
– Mencegah masalah, misal : tetanus neonatal, anemia, kebiasaan tradisional yang berbahaya)
– Membangun hubungan saling percaya
– Memulai persiapan kelahiran & kesiapan menghadapi komplikasi.
– Mendorong perilaku sehat (nutrisi, kebersihan , olahraga, istirahat, seks, dsb).
Trimester II 14 – 28 minggu – Sama dengan trimester I ditambah: kewaspadaan khusus terhadap hipertensi kehamilan (deteksi gejala preeklamsia, pantau TD, evaluasi edema, proteinuria)
Trimester III 28 – 36 minggu – Sama, ditambah : deteksi kehamilan ganda.
Setelah 36 minggu – Sama, ditambah : deteksi kelainan letak atau kondisi yang memerlukan persalinan di RS.

b. Pemberian suplemen mikronutrien :
Tablet yang mengandung FeSO4 320 mg (= zat besi 60 mg) dan asam folat 500 g sebanyak 1 tablet/hari segera setelah rasa mual hilang. Pemberian selama 90 hari (3 bulan). Ibu harus dinasehati agar tidak meminumnya bersama teh / kopi agar tidak mengganggu penyerapannya.





c. Imunisasi TT 0,5 cc
Interval Lama perlindungan % perlindungan
TT 1 Pada kunjungan ANC pertama - -
TT 2 4 mgg setelah TT 1 3 tahun 80%
TT 3 6 bln setelah TT 2 5 tahun 95%
TT 4 1 tahun setelah TT 3 10 tahun 99%
TT 5 1 tahun setelah TT 4 25 th/ seumur hidup 99%



Evidance Based ( Suatu Kajian Berdasarkan Bukti) dalam Asuhan antenatal
Praktik berdasarkan penelitian merupakan penggunaan yang sistematik , ilmiah dan eksplisit dari penelitian terbaik saat ini dalam pengambilan keputusan tentang asuhan pasien secara individu. Hal ini menghasilkan asuhan yang efektif dan tidak selalu menghasilkan intervensi. Kajian ulang intervensi secara historis memunculkan asumsi bahwa sebagia besar komplikasi obstetri yang mengancam jiwa bisa di prediksi atau dicegah.
1. Meningkatkan efektivitas asuhan antenatal
Untuk meningkatkan efektivitas asuhan antenatal perlu kita pahami mengenai tujuan asuhan antenatal yaitu :
a. Mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik dan mental ibu dan bayi dengan memberikan pendidikan mengenai nutrisi, kebersiahan diri dan proses kelahiran bayi.
b. Mendeteksi dan menetalaksana komplikasi medis, bedah ataupun obstetri selama kehamilan .
c. Mengembangkan persiapan persalinan serta kesiapan menghadapi komplikasi .
d. Membantu menyiapkan ibu untuk menyusui dengan sukses, menjalankan nifas normal, dan merawat anak secara fisik, psikologis dan sosial.

2. Adapun antenatal care akan efektif bila meliputi hal-hal sbb :

a. Asuhan diberikan oleh petugas yang terampil dan berkesinambungan
b. Persiapan menghadapi persalinan yang baik dengan memperkirakan komplikasi.
c. Mempromosikan kesehatan dan pencegahan penyakit (tetanus toxoid, suplemen gizi, pencegahan konsumsi alkohol dan rokok dan lain-lain).
d. Mendeteksi dini komplikasi serta perawatan penyakit yang di derita ibu hamil ( HIV, sifilis, tuberkulosis, hepatitis, penyakit medis lain yang di derita ( misal: hipertensi, diabetes, dll).

3. Asuahan antenatal secara tradisional
Seperti dalam asuhan antenatal, sebelum dikenal adanya asuhan berdasarkan evidence based, asuhan yang diberikan berdasarkan tradisional. Asuahn yang banyak berkembang saat ini sebenarnya berasal dari model yang dikembangkan di Eropa pada awal dekade abad ini. Lebih mengarah ke ritual dari pada nasional. Biasanya asuhan ini lebih mengarah ke frekuensi dan jumlah dari pada terhadap unsur yang mengarah kepada tujuan yang esensial.

4. Pentingnya deteksi penyakit dan bukan penilaian atau pendekatan risiko
Pendekatan risiko bukan merupakan strategi yang efisien ataupun efektif untuik menurunkan angka mortalitas ibu karena :
a. Faktor risiko tidak dapat memperkirakan komplikasi, biasanya bukan penyebab langsung terjadinya komplikasi.
b. Apa yang akan anda lakukan bila mengidentifikasi pasien risiko tinggi dan apa yang harus dilakukan pada pasien dengan risiko rendah?
c. Mortalitas ibu relatif rendah pada populasi yang berisiko ( semua wanita dalam usia subur ). Faktor risiko secara relatif adalah umum pada populasi yang sama, faktor risiko tersebut bukan merupakan indikator yang baik dimana para ibu mungkin akan mengalami komplikasi.
d. Mayoritas ibu yang ,mengalami komplikasi dianggap berisiko rendah, sebagian besar ibu yang dianggap berisiko rendah melahirkan bayinya tanpa komplikasi.
e. Setiap wanita hamil berisiko mengalami komplikasi dan harus mempunyai akses terhadap asuhan ibu bersalin yang berrkualitas, sehingga pendekatan risiko tidak efektif.
f. Bahkan wanita berisiko rendahpun bisa mengalami komplikasi.
g. Tidak ada jumlah penapisan yang bisa membedakan wanita mana yang akan membutuhkan asuhan kegawat daruratan dan mana yang tidak memerlukan asuhan tersebut.

Atas dasar itu dianjurkan untuk memberikan inervensi yang berorientasi pada tujuan yang akan memberikan kerangka asuhan antenatal yang efektif yaitu :
a. Deteksi dini penyakit
b. Konseling dan promosi kesehatan
c. Persiapan persalinan
d. Kesiagaan menghadapi komplikasi ( birth preparedness, complication readiness).

• Permasalahan dengan pendekatan risiko :

1. Mempunyai nilai prediksi yang buruk dan tidak bisa membedakan ibu yang akan mengalami komplikasi dan yang tidak.
2. Memakai sumber daya yang jarang didapat – banyak ibu yang dimasukkan kedalam kelompok “ risiko tinggi” tidak pernah mengalami komplikasi tetapi memakai sumber daya yang jarang didapat.
3. Keamanan palsu- banyak ibu yang dimasukkan dalam kelompok “risiko rendah” mengalami komplikasi tetapi tidak pernah diperiksa secara detail.



4. AVIDENCE BASED DALAM ASUHAN KEHAMILAN
Saat ini pelayanan kebidanan baik dalam kehamilan, persalinan, maupun nifas lebih difokuskan pada asuhan yang berdasarkan kenyataan (avidence based), tidak hanya berdasarkan teori dan rutinitas. Contoh tindakan-tindakan yang tidak berdasarkan avidence based antara lain :
1. Dalam Kehamilan
a. Mengurangi garam untuk mencegah preeklampsia.
b. Membatasi hubungan seksual untuk mencegah abortus dan kelahiran prematur.
c. Pemberian kalsium untuk mencegah kram pada kaki.
d. Membatasi makan dan minum untuk mencegah bayi besar.

2. Dalam Persalinan
a. Kateterisasi secara rutin.
b. Menekan fundus dengan tangan pada saat kala II
c. Mengedan dengan posisi terlentang
d. Episiotomi sebagai tindakan rutin
e. Memutar leher bayi
f. Melakukan rangsanagan berlebihan pada bayi misalnya dengan menepuk-nepuk punggung bayi
g. Mengisap lendir terlalu lama, dalam dan kuat
h. Membiarkan bayi basah atau tidak diselimuti
i. Tidak menghadirkan orang-orang yang berarti bagi ibu pada saat persalinan.

3. Dalam Nifas
a. Menghindari makanan berprotein seperti ikan dan telur.
b. Membebat perut segera pada masa nifas (2-4 jam pertama)
c. Penggunaan kantong es atau pasir untuk menjaga uterus berkontraksi
d. Memisahkan bayi dari ibunya untuk masa yang lama pada 1 jam pertama setelah kelahiran.




















BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dalam memberikan asuhan kebidanan, bidan merupakan tenaga profesional. Bidan muncul sebagai wanita terpercaya dalam mendampingi dan menolong ibu melahirkan. Dalam menjalankan tugas dan praktiknya, bidan bekerja berdasarkan pandangan filosofis yang dianut, keilmuan, metode kerja, standart praktek pelayanan, serta kode etik profesi yang dimilikinya.
Adapun peran dan tanggung jawab bidan yaitu :
Peran :
1) Sebagai pelaksana
2) Sebagai pengelola
3) Sebagai pendidik
4) Sebagai peneliti
Tanggung jawab :
1) Bidan wajib memberikan pelayanan asuhan kehamilan sesuai standar profesi dengan menghormati hak-hak klien.
2) Wajib merujuk, memberi kesempatan klien ibadah, menjaga rahasia, memberi informasi, inform consent, dokumentasi, kerjasam pihak lain.








DAFTAR PUSTAKA
Adjie Seno. 2004 . efektifitas asuhan antenatal. Jakarta. Buletin perinasia
Kusmiyati Yuni, DKK. 2008. Perawatan ibu hamil ( asuhan ibu hamil ). Yogyakarta. Fitramaya.